Jumat, 28 Januari 2011

Lontar Yusuf Banyuwangi

Maca Lontar Yusuf adalah salah satu kesenian di Banyuwangi, khususnya di Desa Kemiren. Lontar Yusuf adalah nyanyian yang terdiri dari bait-bait yang mengandung arti tertentu. Lontar Yusuf tersusun atas empat bagian (pupuh), yang masing-masing bercerita tentang kehidupan Nabi Yusuf, yakni soal asmara (kasmaran), doa-doa (durma), alam dan kehidupan Yusuf (terutama saat dinobatkan menjadi raja), dan saat Yusuf berada dalam penjara (sinom).
Dinamakan Lontar Yusuf karena sebelum ada kertas, kisah Nabi Yusuf itu ditulis di daun lontar. Tidak ada yang tahu sejak kapan tradisi ini mulai dilakukan masyarakat Kemiren. Diperkirakan, kesenian ini muncul saat agama Islam masuk ke Banyuwangi sekitar abad ke-XVIII.
Bahasa yang digunakan dalam Lontar Yusuf adalah bahasa jawa kawi. Tulisan pada bait-bait Lontar Yusuf ditulis dengan huruf arab.
Cerita Yusuf ini dilantunkan dengan cara nembang agar dapat didengar atau diterima oleh masyarakat. Lontar yusuf biasa di bacakan pada saat manten surup(awal pertemuan kedua mempelai) di malam hari. Namun, selain itu Lontar Yusuf juga sering dibacakan pada saat seorang anak lahir.

Contoh bait-bait dari Lontar Yusuf tentang kasmaran :

Luwih abecik sekehing cerito liyanan iro

kucap jeru sastra linging, wonten wong kafir ing mekah
angucap yo Muhammad, sun anggawa tulis wahu
ujar ande-ande ika...

yo tarawu jabrail, angucapin rasul iku, nggowo surat Yusuf age
serawuh ireng ayunan, tumulyo turpranata punika jeng
surat Yusuf nugrahaning yang meringtuan

Bapak Adi Purwadi. Salah satu orang yang melestarikan tradisi maca lontar yusuf di desa kemiren-Banyuwangi.

















Dokumentasi dari kelompok kami :

diskusi dari kelompok kami



ini nih yang namanya bait-bait dari lontar yusuf
ini bukan Al-Qur'an lho ya. hehee